Bagaimana Bila Dunia Tanpa Agama ?

Sebagai Agnostic, saya memandang agama sebagai ilmu yang tak ubahnya seperti Sosiologi, psikologi, dan ilmu terapan lainnya yang hadir sebagai alat kontrol sosial dalam berbangsa dan bernegara. Namunm saya ingin mencoba memberikan pandangan apabila di dunia ini tidak terdapat Agama. Bagaimanakah pengaruhnya dalam kehidupan kita?

Positifnya :
Agama sebagai Surga dan Neraka sebagai tujuan akhir yang menyenangkan atau menyeramkan, dapat menjadi alat kontrol sosial yang kuat karena melibatkan unsur psikologis manusia. Jadi, manusia akan berupaya semaksimal mungkin untuk berbuat baik demi mendapatkan surga.

Negatifnya :

1. Agama yang menempatkan Tuhan sebagai ujung dari semua hal, membuat Theis membatasi pikirannya.

Eits, anda jangan dulu membantah. Theis yang kritis dan berilmu baru dapat kita temukan belakangan ini. Hal itu juga terpacu karena adanya orang-orang Atheis yang selalu menyeang kaum theis dengan cara-cara yang ilmiah.

Sebagai contohnya, semua hal yang terjadi itu berasal dari Tuhan, hujan, pelangi, matahari, dll di claim berasal dari Tuhan, Padahal secara ilmiah hal tersebut akhirnya dapat dijelaskan asal usulnya. Memerlukan waktu lama memang, namun kaum theis yang sudah acuh akan hal itu dan langsung menempatkan Tuhan sebagai ujungnya, dapat dikatakan mereka membatasi pikirannya. Sedangkan Atheis malah berjuang keras selama puluhan tahun untuk menjelaskan semua itu. Dan penjelasan-penjelasan atas penemuan atheis tersebut pun bermanfaat bagi kehidupan bersama.

Sebelum kalangan ilmiah bisa membuktikan, theis sudah lebih dulu mengclaim dan menuruti perintah dalam agamanya. Contohnya, ilmuwan menyetujui konsep puasa dalam beragama dikarenakan baik secara kesehatan. Setelah pernyataan tersebut, semua agama akhirnya mengaku paling benar karena ajaran agamanya terbukti secara ilmiah bahwa itu benar dan bermanfaat.

Namun, dari awal theis tidak kritis menanggapi perintah puasa tersebut. Theis hanya menuruti perintah Tuhannya tanpa bertanya (tidak kritis). Sebagian theis sedikit berfikir dan mencari alasan mengapa mereka diperintahkan berpuasa. Dan jawabannya paling mentok adalah sebagai wujud solidaritas kepada kaum yang tidak mampu dan kelaparan agar bisa ikut merasakan penderitaan sesama. Well, itu juga tidak salah, namun, bagi saya diperintah tanpa alasan yang jelas, merupakan doktrin bukan lagi sebuah kecintaan terhadap Tuhan.

Namun mirisnya, bentuk kepatuhan kepada Tuhan tersebut yang tanpa dikritisi lebih lanjut, efeknya sangat negatif. Contohnya, Agamawan yang mengikuti ajaran agama nya dalam membela Tuhannya, mengikuti apa yang tertulis dalam kitab suci untuk "memerangi" orang yang non theis ataupun theis yang berbeda keyakinan. Hal tersebut di aplikasikan dengan cara berperang, teror bom, dan bermusuhan lainnya.

Sejak dulu, hingga sekarang, saya yakin jumlah korban perang antar agama maupun korban tindakan pembelaan agama dengan cara lain (pembantaian, bom bunuh diri, dll) jauh lebih banyak daripada korban perang dunia. Miris? Sngat tragis!

2. Agama membatasi hak manusia dan binatang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar